Review Semusim dan Semusim Lagi Berkisah Tentang Keluarga
Semusim dan Semusim Lagi adalah novel yang menceritakan tentang hubungan
keluarga Ayah, Ibu, dan anak yang hidupnya terpisah. Membaca novel ini akan memberikan
pemahaman baru tentang keluarga dari sisi lain.
Keluarga seharusnya bisa menjadi rumah dan hidup di bawah atap yang sama.
Namun bagaimana jadinya kalau ada salah satu anggota keluarga yang hidup
terpisah? Kamu bisa menemukannya lewat novel Andina Dwifatma ini.
Identitas Novel Semusim dan
Semusim Lagi
Judul : Semusim dan
Semusim Lagi
Penulis : Andina Dwifatma
Tahun : 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Halaman : 235 halaman
Blurb Novel Semusim dan Semusim Lagi
Berbekal sebuah surat yang datang pada suatu hari nan ganjil, seorang anak
mendatangi kota asing demi bertemu ayah yang tak pernah dijumpainya sejak
kecil. Selembar foto dan sebuah alamat memandunya menyusuri Kota S dan bertemu
orang-orang yang tak pernah dia bayangkan.
J.J. Henri, pria bertopi pet yang memberinya pelukan pertamanya; Oma Jaya,
seorang nenek tetangga yang meyakin suaminya telah bereinkarnasi jadi ikan mas
koki; Muara, lelaki pertama yang membisikkan tentang cinta; Sobron, si ikan
raksasa yang senang berteka-teki. Dan tentu saja, seorang Ayah yang selama ini
diam-diam selalu dia nanti.
“Jikapun masih ada hal yang kuinginkan: bertemu denganmu walau itu hanya
untuk sedetik, dan kau memilih meludahi mukaku. Aku bahkan akan bercerita
mengapa dulu aku harus pergi meninggalkanmu, jika kau ingin mendengarnya.”
Review Novel Semusim dan Semusim Lagi
Membaca novel ini hingga bagian akhir membuatku benar-benar nggak nyangka
kalau endingnya akan seperti itu. Aku sempat marah dengan tokoh lain,
tapi ternyata tokoh utama yang memiliki sedikit masalah dengan dirinya.
1.
Alur yang Tampak Unik dan Memikat
Aku bisa bilang bahwa alurnya unik dan memikat karena memang benar-benar
memikat rasa penasaranku sebagai pembaca untuk membeli novel ini. Saat aku
membaca bagian belakang buku, aku tertarik dan merasa penasaran karena
sepertinya ceritanya unik.
Ternyata sungguhan unik karena penulis sengaja tidak membeberkan nama tokoh
utama dan tokoh-tokoh lainnya selain Oma Jaya, J.J. Henri, Muara, dan tokoh di
rumah tempat tokoh utama dirawat. Aku bahkan sampai mengira-mengira, tokoh
utama ini perempuan atau laki-laki?
Walaupun nama tokoh tidak terjawab, setidaknya rasa penasaranku lainnya terjawab.
Tokoh utamanya adalah seorang perempuan yang dijelaskan di bagian tengah buku
melalui sebuah adegan.
Novel ini juga tidak bisa dibaca semua kalangan karena hanya boleh dibaca
oleh kalangan 17 tahun ke atas (sesuai informasi yang tertera di bagian belakang
buku). Hal ini karena di beberapa bagian terdapat adegan dewasa yang tidak bisa
dibaca semua kalangan.
2.
Bikin Pembaca Banyak Mikir
Aku nggak bohong kalau memang pembaca dibuat mikir tentang Kota S dan kota
asal tokoh utama. Aku sampai berpikir keras bahwa sepertinya kota yang dimaksud
itu ada di Provinsi Jawa Tengah (?).
Clue
yang diberikan oleh penulis benar-benar membuatku sedikit pusing karena
penasaran di mana Kota S itu. Awalnya aku berpikir bahwa cerita ini adalah
cerita fantasi dengan balutan kisah keluarga, namun ternyata tidak.
Sepertinya di beberapa tempat, ada yang mengalami kisah serupa seperti tokoh
utama dari Semusim dan Semusim Lagi.
3.
Membahas Tentang Masalah Kejiwaan
Novel dengan sampul berwarna oranye ini menggunakan POV 1 atau sudut
pandang orang pertama Aku. Jadi, pembaca benar-benar akan melihat bagaimana
orang dengan masalah kesehatan mental bercerita.
Di sini juga membahas tentang tokoh utama yang hidup dengan Ibu yang
menjadi dokter bedah otak yang memiliki masalah dengan dirinya. Aku sempat
kesal karena Ibunya tampak tidak peduli dengan anaknya yang ternyata juga
sakit.
Lewat buku ini, pembaca akan menyelami dampak dan apa yang dirasakan anak
saat orang tua tinggal berpisah. Namun, kasih sayang seorang Ayah terhadap tokoh
Aku bisa membuat pembaca iri dan senang. Senang karena akhirnya ada yang mau
mengulurkan tangan kepada tokoh utama.
Ada bagian ketika tokoh Aku dirawat di sebuah tempat khusus orang-orang
yang bermasalah dengan kesehatan mental. Pembaca bisa tahu bagaimana kehidupan
di tempat khusus tersebut dan bagaimana cara perawat merawat mereka.
4.
Ada Bagian yang Kurang
Semusim dan Semusim Lagi memang unik, namun masih ada beberapa hal yang menurutku
tidak dijelaskan. Seperti misalnya bagaimana nasib Muara dan J.J. Henri setelah
mengetahui fakta bahwa tokoh Aku menyakiti Muara yang merupakan anak J.J.
Henri?
Tidak diceritakan juga mengapa Ayah tokoh Aku tiba-tiba pergi begitu saja
meninggalkan tokoh Aku. Aku jadi penasaran bagaimana nasib Ibu tokoh Aku
setelah anaknya pergi dan nyaman bersama Ayahnya.
Itu dia review Semusim dan Semusim Lagi karya Andina Dwifatma yang sangat
seru dan menarik untuk dibaca. Kalau kamu mencari rekomendasi bacaan lain bisa
langsung klik di sini.