Review Novel Hello, Cinta Terhalang Hierarki Sosial
Novel Hello adalah novel karya Tere Liye yang memiliki
sampul berwarna hijau segar. Hello sangat direkomendasikan untuk remaja usia 15
tahun ke atas, sehingga masih bisa dibaca oleh anak sekolah menengah pertama.
Buku dengan genre romansa ini mengangkat kisah
yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kedua tokoh yang sudah hidup
bersama sejak kecil akhirnya jatuh cinta, namun perjalanan cinta mereka tidak
semulus yang dibayangkan.
Identitas
Novel Hello
Judul :
Hello
Penulis :
Tere Liye
Halaman :
320 halaman
Penerbit :
PT Sabak Grip Nusantara
Blurb Novel
Hello
Hello. Apakah kamu di sana? Aku tahu kamu di sana. Aku
tahu kamu mendengarkan suaraku. Hello. Aku tahu kita belum bisa bicara. Tapi
aku tidak bisa menahan diriku untuk bilang, aku tidak akan menyerah. Aku akan
selalu menyayangimu.
Review
Novel Hello
Buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang ingin mencari
cerita seru dan ringan yang tidak membuat overthinking. Di bawah ini ada
review agar bisa kamu jadikan pertimbangan sebelum membaca Hello.
1.
Masalah Romansa Terhalang Hierarki Sosial
Masalah hierarki sosial sepertinya masih menjadi masalah
yang belum terselesaikan sampai saat ini. Dalam novel Hello, dijelaskan bahwa
Tigor yang merupakan anak asisten rumah tangga di rumah Raden Wijaya – salah
seorang yang berpengaruh di Indonesia kala itu, menyukai anaknya yang bernama
Hesty.
Namun, jelas saja hubungan itu ditentang oleh Raden
Wijaya karena Tigor hanyalah anak seorang asisten rumah tangga, jadi ia tidak
boleh memiliki hubungan dengan Hesty. Masalah ini juga ada bukan di kehidupan
nyata?
Tentang seseorang yang menyukai orang lain namun sulit
bersatu karena status sosial mereka yang berbeda. Padahal siapapun berhak
merasakan cinta dan kasih sayang yang penuh ketulusan, siapapun berhak merasa
bahagia.
2.
Menggunakan Latar Zaman Dulu
Keunikan dari novel Hello ini adalah menggunakan latar
waktu dan tempat kehidupa di zaman dulu, tepatnya pada tahun 1975. Pembaca akan
diajak untuk mengetahui bagaimana suasana kehidupan di zaman itu.
Suasana rumah Raden Wijaya yang megah juga digambarkan
dengan sangat jelas. Bahkan penulis juga sedikit menceritakan tentang situasi
politik yang terjadi pada masa itu. Lewat buku ini, pembaca jadi lebih tahu
bagaimana orang-orang zaman dulu menghabiskan waktu.
Pola asuh yang diterapkan oleh Raden Wijaya mungkin saja
berbeda dengan zaman sekarang, seorang dengan latar belakang ningrat tentu saja
ingin memiliki anak yang sukses seperti menjadi dokter.
Oleh karena itu, sebagai orang tua Raden Wijaya tentu
saja ingin anaknya menjadi dokter. Pembaca juga diajak untuk tahu apa saja
permainan anak zaman dulu yang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang.
3.
Plot Twist yang Tidak Terduga
Novel Hello dibuka dengan kisah Ana, seorang arsitek muda
dan sukses yang bekerja sama dengan Hesty untuk merenovasi rumah Raden Wijaya.
Jadi, pembuka novel ini menggunakan latar waktu zaman sekarang.
Tampaknya, kisah Ana hanyalah pelengkap cerita saja,
padahal Ana adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam Hello. Tanpa Ana, sepertinya
cerita ini tidak akan lebih hidup dan tentunya kisah Ana adalah plot twist
dari penulis yang tidak terduga.
4.
Sampul yang Tampak Segar
Sampul Hello berupa pepohonan hijau segar dengan gambar
rumah di atasnya. Sepertinya rumah ini adalah rumah Raden Wijaya dan gambar pohon
di sekitarnya adalah pohon palem di rumah tersebut.
Warna sampul ini tampak menyejukkan sehingga tidak heran
kalau alasan kamu membaca Hello karena suka dengan sampulnya yang menarik.
Tere Liye adalah penulis novel lain selain novel Hello
yang juga ceritanya sangat menarik. Kamu bisa membaca karya Tere Liye lainnya,
namun sebelum itu, baca review buku lainnya dulu di sini.