Review Novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat Karya Ganda Pekasih
Novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Ganda Pekasih. Novel ini tidak tebal dan ceritanya juga seputar kehidupan remaja hanya saja lebih “berat” karena perihal perjodohan.
Ganda Pekasih tidak hanya seorang penulis novel saja, ia juga menulis sketsa, komedi, cerpen dan skenario. Ia sekarang tinggal di Bogor dan sudah menuliskan karya-karya lainnya, salah satunya adalah novel yang satu ini.
Identitas Novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat
Judul : Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat
Penulis : Ganda Pekasih
Tahun : 2013
ISBN : 978-602-7933-61-3
Penerbit : GACA
Halaman :186 halaman
Blurb Novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat
Ini adalah cerita cinta kocak di Andre Kapilano, seorang siswa SMA yang pernah jadian sama cewek super-super pikun bernama Lisa Doranina lalu saking nggak tahannya ia pun mutusin cewek yang baru tiga minggu ama dia itu.
Terus, Moli Melinda, yang dulu pernah dikejar-kejar Andre tapi terkenal dingin sama cowok, tiba-tiba aja mendekat bahkan mau-mau aja diajakin Andre yang galau abis patah hati kemping di Desa Cilopang, yang dipisahkan oleh Sungai Cipelang dengan Desa Cilemaya.
Andre rupanya justru jatuh cinta sama sosok bidadari yang muncul dari Sungai Cipelang di siang hari. Sedihnya, sang bidadari itu sebentar lagi bakal jadi milik Barja yang punya kuasa di Desa Cilemaya. Tapi, bukan Andre Kapilano namanya kalau nggak berani memperjuangkan cinta sang bidadari.
Bersama kawan-kawannya yang gokil, mission impossible ala Andre Kapilano pun bakal membuat kamu gonjang-ganjing!!!
Review Novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat
Ini adalah novel pertama karya Ganda Pekasih yang aku baca, lagi pula aku membeli novel ini secara preloved dari teman. Aku baca novel ini karena sepertinya ceritanya ringan seputar dunia percintaan ala anak SMA, ternyata walaupun novelnya tipis, tapi pembahasannya tidak ringan.
1. Tokoh-Tokoh yang Unik
Review pertama membahas tokoh yang ada di dalam novel ini menurutku sangat unik. Buku ini sangat kocak walaupun mengangkat tema yang menurutku berat. Ada tokoh bernama Lisa Doranina yang punya penyakit pikun di usia muda.
Dia bisa lupa sama banyak hal yang kadang buat orang berfikir “masa sampai segitunya?”, contohnya adalah ia lupa kalau memiliki hubungan sama Andre Kapilano, yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Ternyata, Lisa sengaja melakukan hal itu karena ia tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun.
Ada juga Romi, tokoh yang menurutku unik karena ia terlalu keras kepala. Jadi, waktu semua teman-temannya kembali ke Jakarta untuk menyelamatkan “sosok bidadari” yang tiba-tiba muncul di acara kemping mereka, Romi menolak kembali.
Katanya, ia harus menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. Sebenarnya tidak salah, hanya saja seharusnya ia tahu kondisi karena benar saja, dirinya hampir celaka karena tidak ikut kembali ke Jakarta bersama teman-temannya.
2. Membahas Tentang Perjodohan
Isu berat yang diangkat ini adalah tentang perjodohan di Desa Cilemaya. Perjodohan yang dilakukan oleh Barja, sang penguasa desa yang memiliki banyak istri. Barja digambarkan sebagai sosok orang yang bengis dan kejam kepada penduduk, ia juga senang menikah dengan perawan-perawan di desa.
Menurutku ini isu yang berat untuk dibahas pada novel remaja seperti ini, karena awalnya aku mengira pembahasannya hanya seputar percintaan anak SMA yang tinggal di perkotaan saja. Tetapi ini yang membuat ceritanya menjadi lebih menarik.
Tidak hanya tentang perjodohan saja, novel ini juga mengisahkan tentang nasib perempuan yang sudah dinikahi Barja dan diceraikan begitu saja setelah memiliki anak. Seolah-olah kalau perempuan itu tidak berharga sampai diperlakukan sedemikian rupa.
Padahal di zaman yang sudah canggih ini, siapapun berhak untuk menentukan pilihan hidup mereka, baik laki-laki maupun perempuan. Kesempatan yang terbentang luas ini bisa menjadi pilihan hidup bagi kita semua agar memiliki kehidupan yang lebih baik.
Tapi aku suka dengan bagaimana Bunga Manggis yang berusaha sekuat tenaga agar tidak dinikahi Barja. Walaupun memang mereka menikah, keajaiban sepertinya datang kepada orang-orang yang mau berusaha, seperti ketika Bunga Manggis yang berhasil pergi dari kehidupan Barja.
3. Gaya Bahasa yang Santai
Walaupun cerita yang diangkat sedikit berat, tetapi penulis berhasil membuat pembaca terhibur dengan tingkah laku tokoh yang sangat kocak. Aku suka sekali dengan bagaimana penulis menuliskan setiap detail cerita karena sangat santai dan mengalir begitu saja.
Ada juga adegan-adegan kocak yang diselipkan oleh penulis melalui tokoh Andre dan Bramo. Seperti ketika hendak menolong Bunga Manggis Andre melontarkan perkataan yang menurutku itu lucu yaitu, “lagian buaya lebih suka nyari makan pagi hari, dia nggak suka begadang,”
Banyak lagi lelucon yang diselipkan dalam novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat sehingga pembaca tidak akan merasa tegang ketika membaca dan penasaran bagaimana akhir dari novelnya. Selain itu, bagian yang lucu akan membuat pembaca terhindar dari rasa bosan.
Review novel Cinta Tak Tumbuh di Sembarang Tempat di atas bisa menjadi pertimbangan apakah kamu akan membaca novel ini atau tidak. Kalau kamu mencari bacaan di waktu luang yang tidak terlalu tebal, bisa membaca novel dari Ganda Pekasih ini ya! Happy reading 😊