Ulasan Novel Proelium Edelweis Basah
Judul : Proelium
Penulis : Febrialdi R. (Edelweis Basah)
Halaman : 184 halaman
Penerbit : Mediakita
BLURB
Sejatinya hidup
merupakan pertarungan yang tak ada habisnya. Sejak lahir, hingga tanah meminta.
Bertarung melawan kebatilan. Melawan sistem yang korup. Melawan perusakan alam.
Bertarung dengan keinginan demi keinginan.
Namun,
pertarungan yang jauh lebih besar adalah pertarungan melawan hawa nafsu diri
sendiri. Ia yang mampu mengendalikan hawa nafsu, sejatinya akan lebih bijak
dalam memaknai hidup. Sebaliknya, ia yang masih menuruti hawa nafsu, tak lebih
sekedar menjadi budak nafsu yang tak berkesudahan. Pada titik itulah kematangan
berpikir seseorang dipertaruhkan.
Begitu pun yang
dilalui Irham dalam setiap perjalanannya. Melalui novel Proelium ini, Irham
mengajakmu bertualang, menyelami pertarungan demi pertarungan dalam hidup
hingga menemukan makna yang sebenarnya dari kata “pulang”.
ULASAN
Halo kembali lagi di
blogitawelasti, kali ini aku mau mengulas novel yang judulnya Proelium.
Novel ini karya Febrialdi R. Atau nama penanya Edelweis Basah, nama pena yang
cukup unik ya? Sebenarnya buku ini udah pernah aku baca sih sebelumnya tapi
karena sebelumnya aku nggak pernah ulas buku ini dan lupa-lupa inget alur
ceritanya, akhirnya aku memutuskan untuk membaca ulang. Oya, ini adalah novel
pertama karya Febrialdi yang aku baca.
Jadi novel ini memang tidak
tebal, hanya ada 184 halaman saja. Alurnya juga bagus dan nggak ngebosenin jadi
buku ini habis dalam waktu 3 hari aja. Novel ini berkisah tentang laki-laki
bernama Irham yang hobinya berpetualang. Irham ini saking cintanya dengan alam,
dia sering berkelana ke banyak tempat, ke banyak gunung hanya untuk mencari
sesuatu yang sebenarnya itu udah ada dalam dirinya.
Irham adalah tokoh yang
digambarkan suka bepergian ke mana saja mengikuti kaki melangkah atau
istilahnya berlayar tanpa peta. Dia memang sering bepergian tanpa
membuat tujuan terlebih dahulu, mengikuti keinginan hati. Novel ini memberikan
gambaran tentang seseorang yang hobi traveling, apa saja yang ditemui
saat berada di jalan, berkenalan dengan banyak tempat dan orang-orang baru
dengan berbagai latar belakang.
Selain hobi traveling,
Irham ini juga suka membuat lagu, selama perjalanannya ia selalu membawa
gitarnya kemana-mana jadi waktu gitarnya rusak, dia kayak kehilangan banget.
Membaca novel ini juga mengajakku untuk berkenalan dengan daerah-daerah baru, memberikan
pemahaman baru mengenai arti kata pulang dan jangan terlalu mengikuti hawa
nafsunya.
Menurutku Irham ini adalah orang
yang melakukan sesuatu tetapi tidak tahu untuk apa dan tujuan hidupnya, seperti
yang aku bilang tadi dia ini ibarat berlayar tanpa peta jadi kemana aja
mengikuti arah angin. Padahal kalau menurutku, kalau kita berlayar tanpa
peta itu bisa bikin kita hilang arah, tersesat kayak layangan putus. Kalau aku
lebih suka hidup dengan tujuan dan rencana, menurutku dengan dua hal itu aku
jadi tahu apa yang aku ingin dan tidak ingin serta jadi tahu apa kebutuhanku.
Walaupun mungkin segala
sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, ya nggak masalah. Menurutku dengan
membuat rencana dan tahu apa tujuan hidup kita itu bisa buat aku lebih mengenal
diriku sendiri, ini salah satu cara yang bisa aku pakai untuk berkenalan dengan
diriku sendiri lebih dalam. Aku juga bisa bertanya dan mengajak ngobrol diriku
sendiri untuk mengetahui sebenarnya apa sih yang aku cari? Dengan membuat
rencana juga membuatku menjadi lebih bersemangat untuk menjalani hidup dan nggak
sabar untuk mengeksekusinya hehehe....
Selain belajar banyak dari Irham,
aku juga belajar dari tokoh lain di novel ini salah satunya adalah Salmi. Dulunya
Salmi ini adalah seorang yang sukses, memiliki usaha penerbitan buku yang bisa
membuat seseorang menjadi penulis besar. Akan tetapi roda kehidupan Salmi berputar,
dia bangkrut dan hidupnya menjadi kacau. Namun hal itu tidak membuat Salmi menyerah
begitu saja, dia mencari pekerjaan lain untuk menghidupi keluarganya. Aku salut
banget sama tokoh Salmi yang dalam keadaan terpuruk sekalipun, dia tidak pernah
putus harapan.
Ada juga tokoh lain yang namanya
Bella. Aku suka banget sama jalan pikirannya, Bella itu masih muda mahasiswi Universitas
Jember (UNEJ) semester 4. Bella ini sudah tahu apa yang mau dia lakukan dalam
hidupnya, dia semangat dan punya mimpi. Tokoh Bella ini yang nantinya menyadarkan
Irham tentang pertarungan. Nah kalau kalian bingung arti dari judul buku ini Proelium,
sama aku juga. Tapi setelah baca part Bella ini aku jadi tahu kalau Proelium
itu dari bahasa Latin yang artinya pertempuran, pertarungan, perkelahian, perjuangan.
Bella menyadarkan Irham (dan
juga pembaca) bahwa hidup ini adalah sebuah pertarungan yang tidak ada habisnya
dan pertarungan terbesar adalah melawan nafsu sendiri. Di sini Irham tersadar kalau
dia terlalu mengikuti hawa nafsunya dia tidak sadar kalau hidup itu juga terus
berjalan. Sebenarnya kalau dipikir-pikir kita juga harus realistis sih dalam
hidup, kita juga butuh bertahan hidup untuk diri kita dan orang-orang di
sekitar kita.
Buku ini unik dari covernya itu
kayak misterius gitu, perpaduan warna hitam dan ungu. Ada gambar seorang
laki-laki yang sedang menempuh perjalanan. Buku ini juga menyelipkan banyak
quotes yang menyentil. Akan tetapi sayang, bagian akhirnya gantung hehehe....(aku
nggak mau spoiler bagian endingnya, jadi kamu baca sendiri ya!).
Sebelum aku tutup ulasan ini seperti biasa aku bakal kasih quotes yang
menurutku menarik,
“Sesungguhnya
seorang manusia tak akan pernah tahu seberapa hebat kekuatannya, sampai berada dalam
kondisi di mana dipaksa kuat untuk tetap bisa bertahan.”
NB: Guys
doain aku nemu dua buku Edelweis Basah yang lain ya, yang judulnya Bara dan Gitanjali.
Aku udah cari di toko buku daerah Jember nggak nemu nih, semoga aku nemu ya di Baliii
hehehe....”